Apple menghadirkan salah satu perangkat iPhone terbaru mereka yang dibanderol dengan harga lebih murah yakni iPhone 5C. Smartphone tersebut memang ditunjukan untuk konsumen-konsumen di negara berkembang seperti Indonesia contohnya. Harapannya adalah iPhone 5C mampu menarik hati masyarakat untuk membeli smartphone iPhone yang lebih terjangkau. Namun banderol dengan harga yang lebih murah tersebut sebaliknya bukan malah meningkatkan penjualan smartphone, justru sebaliknya iPhone 5C mengalami penurunan permintaan produknya. Lantas apa gerangan yang membuat hal tersebut terjadi?
Dilansir dari salah satu portal China, CTechCN yang menyatakan bahwa iPhone 5C mengalami penurunan harga yang sangat signifikan. Hal ini disebabkan oleh rendahnya permintaan penjualan terhadap ponsel tersebut di negara China. Jika biasanya Apple mampu memproduksi iPhone 5C dalam jumlah 300.000 unit kini hanya tersendat di angka 150.000 unit saja.
Meskipun Apple mengklaim bahwa iPhone 5C merupakan versi murah iPhone namun tetap saja konsumen menilai harga tersebut masih sangat tinggi, ditambah lagi dengan desain casing body yang terbuat dari bahan bermaterial plastik. Hal ini tentu mengurangi keeleganan smartphone sekelas Apple.
Situs asal China tersebut juga menjelaskan bahwa ponsel dengan bahan casing yang terbuat dari plastik terlihat kurang menarik. Apalagi harga yang dibilang murah tersebut masih dirasa cukup mahal yakni berada di kisaran 4.488 yuan atau Rp 8,4 jutaan. Penjualan yang lesu tersebut memaksa Apple untuk menurunkan harga penerus iPhone 5 tersebut. Apple termaksa memangkas harga hingga 30% menjadi 3.500 yuan atau jika diubah kedalam rupiah akan jatuh harga kisaran Rp 6,5 jutaan.
Akankah kondisi tersebut juga akan terjadi di negara-negara lain termasuk Indonesia?